1.
PERBEDAAN
POKOK PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI DI DUNIA
Adanya perbedaan akuntansi di seluruh dunia
sudah tidak diragukan lagi cukup signifikan untuk membuat pekerjaan dari analis
keuangan sangat sulit dalam periode pembuatan perbandingan internasional.
Jika sekarang kita fokus pada beberapa
pengukuran kunci dalam pemilihan beberapa negara besar seperti AS, Uni Eropa
(termasuk di dalamnya Inggris, Belanda, Prancis dan Jerman), Brasil, Swiss,
China dan Jepang, kita bisa melihat variasi dari prinsip akuntansu yang
digunakan bisa berpengaruh berbeda terhadap pendapatan dan aset.
Untuk beberapa negara, yang mana representatif
dalam pengidentifikasian klasifikasi kultur sebelumnya telah di bahas pada bab
3 & 4, prinsip akuntansi juga berkaitan dengan pemilihan pengukuran kunci
yang dipresentasikan pada basis komparatif. Dari kesimpulan ini bisa terlihat
beberapa perbedaan di berbagai negara.
Dengan hormat kepada basis pengukuran yang
digunakan, aplikasi konservatif dari biaya historis umumnya di jadikan persyaratan
di negara Uni Eropa, disana ada kecendrungan untuk pendekatan yang lebih
fleksibel, khususnya di Inggris dan Belanda. Di dua negara tersebut, biaya
histors secara berkala di modifikasi dengan revaluasi nilai pasar atau biaya
pengganti, khususny pada kasus tanah dan bangunan dan peralatan.
Akuntansi depresiasi di AS dan Uni Eropa,
khususnya di Inggris didasarkan pada konsep dari nilai guna umur ekonomi,
dimana di negara lain seperti Prancis, Jerman, Swiss dan Jepang, peraturan
perpajakan secara umum mendorong metode yang lebih cepat.
Pengukuran persediaan secara umum didasarkan
pada prinsip “lower of cost and market” tetapi dengan beberapa variasi dalam
penaksiran arti dari pasar, itu adalah, “net realizable value” atau biaya
pengganti. LIFO juga kadang kali diijinkan untuk tujuan pajak (sebagai
contohnya Jepang dan AS), tetapi lebih sering tidak (contohnya Uni Eropa).
Kontruksi kontrak diakuntansikan secara umum menggunakan metode
“percentage-of-completion”. Tetapi metode kontrak lengkap yang lebih konservatif
digunakan di Swiss, Cina dan Jerman.
Biaya bagian penelitian dan
pengembangan/Research and Development (R&D) biasanya dikeluarkan lebih
cepat di negara Anglo-Amerika dan Jerman. Meskipun I Brasil pendekatan yang
lebih fleksibel telah diadopsi secara umum. Pendekatan yang serba
memperbolehkan juga diadopsi secara umum ke arah kapitalisasi biaya
peminjaman dari aset.
Perlakuan dari keuntungan pensiun juga
diakuntasikan secara umum atas basis yang bertambah/ atau proyeks keuntungan
yang akan dibayarkan kepada karyawan, kontras dengan Brasil dan Cina yang
menggunakan metode sebaliknya.
Perlakuan terhadap perpajakan adalah area
utama dari perbedaan pengukuran pendapatan akuntansi menjadi dipengaruhi secara
kuat oleh peraturan pajak di Prancis, Jerman, Swiss, dan Brasil.
Perlakuan dari kombinasi bisnis di seluruh
dunia bervariasi tergantung pada kurang atau lebihnya metode
“pooling-of-interest” atau kumpulan kepentingan, metode ini dijadikan
persyaratan atau diijinkan tergantung pada keadaan tertentu. Tetapi metode
pembelian juga dibutuhkan secara umum. Di Brasil, Cina dan Jepang metode
amortisasi diperlukan dan kontras dengan AS dan Inggris, dimana mertode
amortisasi tidak diperlukan tetapi dilakukan tes kelayakan.
Berkaitan dengan goodwill, hal-hal lain seperti
merk, hak publikasi, dan paten, yang secara umum dikapitaslisasi, kecuali di
Swiss, tetapi subjek biasanya diamortisasi, jika tidak maka diadakan tes
kelayakan.
Akhirnya, hal-hal yang berkaitan dengan
translasi mata uang asing adalah penting dalam tujuannya untuk mendapatkan
pengukuran untuk memilih antara average atau closing rate. Disini, spertinya
ada beberapa fleksibilitas secara umu, dengan kurs aktual ataupun kurs
rata-rata.
Meskipun adanya pertumbuhan kekhawatiran
terhadap perbedaan prinsip pengukurann dan praktiknya secara internasional,
kurang lebih yang diketahui tentang dampak keseluruhan dari perbedaan akuntansu
atas pendapatan dan ekuitas pemegang saham. Meskipun begitu, perbedaan kepada
berbagai aspek pengukuran akuntansi mungkin telah dikompensasi satu sama lain
agar secara luas dampak keseluruhannya tidak terlalu signifikan. Pertanyaan
pentingnya adalah apakah perbedaan akuntasnsi secara sistematis berdampak
terhadap pengukuran pendapatan, dengan kata lain, apakah perbedaan ini sangat berarti?
Meskipun telah dilakukan riset yang sangat
terbatas mengenai dampak kuantitatif dari perbedaan akuntansi internasional,
ada bukti kuat antara hubungan prinsip akuntansi di AS dengan Inggris,
beberapa negara Uni Eropa, dan Jepang.
2.
ANALISIS
LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL
a. Analisis
Strategi Bisnis Internasional
Analisis strategi bisnis merupakan langkah penting
pertama dalam analisis laporan keuangan. Analisis ini memberikan pemahaman
kualitatif atas perusahaan dan para pesaingnya terkait dengan lingkungan
ekonominya. Dengan mengidentifikasi factor pendorong laba dan resiko usaha yang
utama, analisis strategi bisnis atau usaha akan membantu para analis untuk
membuat peramalan yang realistis.
Kesulitan-kesulitan analisis strategi bisnis
internasional:
·
Ketersediaan informasi
·
Rekomendasi untuk melakukan analisis
b. Pengaruh Analisis Akuntansi
Terhadap Akuntansi Antar Negara
Para analis perlu mengevaluasi kebijakan dan
estimasi akuntansi, serta menganalisis sifat dan ruang lingkup fleksibiltas
akuntansi suatu perusahaan. Berpengaruh pada kualitas pengukuran akuntansi, dan
audit yang sangat dramatis.
c. Mekanisme Mengatasi Perbedaan
Prinsip Akuntansi Antar Negara
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan yaitu :
·
Beberapa analis menyajikan ulang ukuran
akuntansi asing menurut sekelompok prinsip yang diakui secara internasional
atau sesuai dengan dasar lain yang lebih umum.
·
Beberapa yang lain mengembangkan
pemahaman yang lengkap atas praktik akuntansi di sekelompok Negara tertentu dan
membatasi analisis mereka terhadap perusahaan-perusahaan yang berlokasi di
Negara-negara tersebut.
d. Kesulitan Dan Kelemahan Analisis
Laporan Keuangan Internasional
·
Akses informasi
·
Ketepatan waktu informasi
·
Hambatan bahasa dan terminology
·
Masalah mata uang asing
·
Perbedaan dalam jenis dan format laporan
keuangan.
3.
UKURAN
KINERJA KEUANGAN
Pengukuran kinerja merupakan suatu hal yang
penting dalam proses perencanaan, pengendalian, dan proses transaksional
seperti merger, akuisisi, dan emisi saham. Melalui penilaian, perusahaan dapat
memilih strategi dan struktur keuangan yang tepat, menentukan phase out
terhadap unit-unit bisnis perusahaan yang tidak produktif, menetapkan balas
jasa (reward) internal dan menentukan harga saham secara wajar. Pengukuran
kinerja tradisional dilakukan dengan membandingkan kinerja aktual dengan
kinerja yang dianggarkan atau biaya standar sesuai dengan karakteristik
pertanggungjawabannya, sedangkan pengukuran kinerja kontemporer menggunakan
aktivitas sebagai pondasinya.
Ukuran kinerja dirancang untuk menilai
seberapa baik aktivitas dilakukan dan dapat mengidentifikasi apakah telah
dilakukan perbaikan yang berkesinambungan. Perusahaan-perusahaan selama ini
lebih banyak menggunakan pengukuran kinerja yang lebih menekankan pada aspek
keuangan, yaitu yang sering disebut dengan pengukuran kinerja tradisional.
Kinerja tradisional yang diukur hanyalah berkaitan dengan aspek keuangan.
Sedangkan, pengukuran kinerja lainnya seperti: peningkatan kompetensi dan
komitmen personel, peningkatan produktivitas dan cost effectiveness proses
bisnis yang digunakan untuk melayani pelanggan selalu diabaikan oleh manajemen
karena sulit dalam pengukurannya. Selama ini pengukuran kinerja perusahaan
dilakukan melalui pendekatan tradisional yang menitikberatkan pada sisi
keuangan, seperti gross profit, return equity, operating income dan sebagainya,
dimana saat ini sudah tidak dijadikan tolak ukur yang kuat pada era persaingan.
Oleh karena itu dibutuhkan tolak ukur lain sebagai pelengkap keuangan, yaitu
non keuangan. Hal ini diperlukan karena dapat mengarahkan para manajer pada
tujuan profitabilitas jangka panjang, mutu yang tinggi, pelanggan yang loyal
dan kepuasan kerja yang maksimal.
Buku ini mencoba menggambarkan secara
konseptual berbagai pendekatan yang digunakan dalam mengukur kinerja
perusahaan. Pada bagian awal diilustrasikan konsep-konsep dalam pengukuran
kinerja perusahaan pada perspektif keuangan dengan menggunakan rasio-rasio
keuangan tradisional. Kemudian gambaran metode ROI, dan EVA dalam penilaian
kinerja keuangan serta analisis fundamental terhadap return saham. Berikutnya
dilanjutkan dengan uraian terhadap konsep Balanced scorecard dan Good corporate
governance (GCG) dalam mengukur dan menentukan kinerja perusahaan yang saat ini
semakin popular dipakai dalam organisasi perusahaan.
4.
UKURAN
KINERJA BERDASARKAN ANGGARAN
Sebagaian besar perusahaaan mengggunakan
anggaran sebagai dalam sistem pengendalian ( control system ) mereka. anggaran
disusun untuk secara formal menyatakan kegiatan kegiatan yang akan dilaksanakan
dan hasil- hasil yang akan dicapai dalam satu periode tertentu dimasa
mendatang, biasanya satu tahun. terhadap anggaran inilah kegiatan dan
pencapaian aktual akan diperbandingkan dalam rangka evaluasi kinerja manajerial
dan evaluasi kinerja unit bisnis. dengan demikian, penyusunan anggaran
merupakan tahap yang penting untuk terbentuknya suatu sistem pengendalian yang
efektif dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
karena semakin banyak perusahaan yang terlibat dalam bisnis global penting bagi
para manager untuk memonitor dan memperbaiki teknik- teknik penganggaran dan
evauasi kinerja mereka unmtuk menyakinkan bahwwa penggangaran dan evaluasi
tersebut benar -benar relevan untuk operasi mereka di luar negeri seperti
halnya di dalam negeri. MNC perlu menetapkan satu set ukuran kinerja keuangan
dan non keuangan untuk mendapatkan gambaran yang akurat mengenai kinerja para
manager dan anak- anak perusahaan di berbagai belahan dunia.
Penganggaran dan evaluasi kinerja secara
kritis di hubungkan dalam hal bahwa anggaran menentukan kriteria dimana unit-
unit operasi dalam sebuah perusahaan akan dievaluasi pada akhir periode
anggaran, jika anggaran digunakan untuk memotivasi karyawan dan untuk membantu
menciptakan organisasi, maka anggaran harus menetapkan kriteria yang dengan
isu-isu penganggaran dan evaluasi kinerja yang harus dihadapi organisasi dalam
konteks yang sepenuhnya domestik, ada sejumlah pertimbangan tambahan yang harus
diperhatikan evaluasi kinerja untuk anak- anak perusahaan dan perusahaan
afiliasi yang berlokasi di negara - negara lain.
5.
UKURAN
KINERJA BERDASARKAN ROI
Ada 2 kinerja keuangan yang
digunakan secara luas oleh perusahaan – perusahaan multinasional yaitu ROI dan
kinerja yang dianggarkan.sehubungan dengan kriteria ukuran kinerja keuangan,
maka isu – isu tambahan yang munsul, khususnya untuk ROI adalah a) identifikasi
komponen ROI b) pengukuran akuntansi ROI. Variasi ROI berhubungan dengan elemen
– elemen laba dan basis investasi yg sesuai. Apakah laba harus merupakan
selisih antara pendapatan dan biaya seperti yg terlihat pada laporan laba rugi
pada perusahaan yang ditunjukan kepada pihak eksternal ? walaupun ukuran laba
konvensional tersebut lebih mencerminkan penandingan antar upaya dan pencapaian
sebuah perusahaan dari pada ukuran arus kas, tetapi laba konvensional tersebut
menyesatkan dalam lingkungan internasional.
Untuk mengatasi kelemahan
tersebut, akuntan korporasi perlu menentukan seakurat mungkin pengembalian –
pemgembalian yang berkaitan.Asalah yang timbul mengenai denomitor ROI. Sesuai
dengan prinsip evaluasi manajerial di atas, basis investasi harus berupa
sumberdaya yang berkendali bagi manajemen yang bersangkutan. Jadi, kelebihan
sediaan yang disebabkan karena kebijakan valuta harus dieliminasi.
Banyak perusahaan di inggris
dan AS yang sedang menghitung ROI dengan menghuungkan EBIT dengan aktiva tetap
tambahan modal kerja neto. Sementara perusahaan – perusahaan belanda biasanya
tidak measukan saldo kas akhir dalam definisi “ modal yang digunakan “, karena,
secara oprasional, as ditangan dianggap merupakn aktiva yang tidak produktif.
Pada sisi lain , kas digunakan ebagai standar perbandingan , yaitu retrun atas
aktiva yang digunakan paling tidak harus melebihi retrun yang mestinya
diperoleh seandainya kas diinvestasi pada pasar modal setempat.
Referensi: