Secara
sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Narasi merupakan bentuk percakapan
atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa
atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu (Semi,
2003:29).
Pada narasi
terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu
ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian,
tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu
bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita
yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.
Tujuan menulis karangan narasi
secara fundamental yaitu:
1. Hendak
memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan.
2. Memberikan
pengalaman estetis kepada pembaca.
Langkah-langkah menulis karangan
narasi:
1.
Tentukan tema dan amanat yang akan disampaikan.
2.
Tetapkan sasaran pembaca.
3.
Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan
ditampilkan dalam bentuk skema alur.
4.
Bagi peristiwa itu ke dalam bagian awal, perkembangan,
dan akhir cerita.
5.
Rincian peristiwa-peristiwa utama ke dalam
detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita.
6.
Susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang.
Langkah menyusun narasi (terutama yang berbentuk
fiksi) cenderung dilakukan melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari,
menemukan, dan menggali ide. Oleh
karena itu, cerita dirangkai dengan menggunakan "rumus" 5 W + 1 H,
yang dapat disingkat menjadi adik simba.
1.
(What) Apa yang akan diceritakan,
2.
(Where) Di mana seting/lokasi
ceritanya,
3.
(When) Kapan peristiwa-peristiwa
berlangsung,
4.
(Who) Siapa pelaku ceritanya
5.
(Why) Mengapa peristiwa-peristiwa
itu terjadi, dan
6.
(How) Bagaimana cerita itu
dipaparkan.
Pola narasi secara
sederhana berbentuk susunan dengan urutan awal – tengah – akhir.
·
Awal narasi biasanya berisi
pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat
menarik agar dapat mengikat pembaca.
·
Bagian tengah merupakan bagian yang
memunculkan suatu konflik. Konflik lalu
diarahkan menuju klimaks cerita.
Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan
mereda.
·
Akhir cerita yang mereda ini
memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan
panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita
dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.
Jenis-jenis karangan narasi:
Narasi dapat
berisi Fakta atau Fiksi. Narasi yang berisi fakta disebut narasi
ekspositoris, sedangkan narasi yang berisi fiksi disebut narasi sugestif.
Contoh narasi ekspositoris adalah biografi, autobiografi, atau kisah
pengalaman. Sedangkan contoh narasi sugestif adalah novel, cerpen, cerbung,
ataupun cergam.
1.
Narasi Ekspositoris (Narasi Teknis), adalah narasi
yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu
peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
Dalam narasi ekspositoris, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasalkan data
yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya satu orang. Pelaku
diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atau sampai terakhir dalam
kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan
eksposisi juga berlaku pada penulisan ekspositoris. Ketentuan ini berkaitan
dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak
memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.
2.
Narasi Sugestif, adalah narasi yang berusaha untuk
memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada
para pembaca atau pendengar sehingga seolah-olah melihat.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar